PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta
didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi
peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif,
inspiratif, enyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
krativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik
dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
a.
Berpusat
pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik
menjadi. Subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam
pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain
kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar
secara aktif dalam mencapai kompetensinya.
b.
Pembelajaran
terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek
kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi
menjadi Satu kesatuan.
c.
Pembelajaran
dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik.
Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang
beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu
memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan
mengembangkan peserta didiknya.
d.
Pembelajaran
dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran
tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan.
Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan
yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi
berikutnya.
e.
Pembelajaran
dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar
yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh
karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang
berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik
dan lingkungan. Berpikir kritis adalah kecakapan nalar secara teratur,
kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan
ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Kemampuan memecahkan asalah (problem solving) adalah kemampuan tahap
tinggi siswa dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
f.
Pembelajaran
dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar
beragam bagi peserta didik.
Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir
kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah
menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt)
dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah
merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa
secara individual atau kelompok diberi tugas
untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan
dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan
mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa
sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas,
pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau
soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan
analisis dan pemahaman tingkat tinggi, Dsb.
Karakteristik PAIKEM
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka
pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan
kemandirian siswa, serta konteks ehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,
komunikasi, interaksi dan refleksi.
1. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
v
Melakukan pengamatan
v
Melakukan percobaan
v
Melakukan penyelidikan
v
Melakukan wawancara
v
Siswa belajar banyak melalui berbuat
v
Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Komunikasi, bentuknya antara lain:
v
Mengemukakan pendapat
v
Presentasi laporan
v
Memajangkan hasil kerja
v
Ungkap gagasan
3. Interaksi, bentuknya antara lain:
v
Diskusi
v
Tanya jawab
v
Lempar lagi pertanyaan
v
Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
v
Makna yang terbangun semakin mantap
v
Kualitas hasil belajar meningkat
4. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.
v
Mengapa demikian?
v
Apakah hal itu berlaku untuk …?
v
Untuk perbaikan gagasan/makna
v
Untuk tidak mengulangi kesalahan
v
Peluang lahirkan gagasan baru
Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru
perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya
dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa,
tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa,
motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai
bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Jenis-Jenis PAIKEM
Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik PAIKEM antara lain adalah pembelajaran kotekstual (CTL),
Pembelajaran Terpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran berbasis
TIK (ICT), Pembelajaran Pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi antara
lain dengan Lesson Study, Pembelajaran yang menyenangkan dan Bermakna
misalnya penerapan Model – model Pembelajaran
Penerapan PAIKEM
Sebagai tahapan strategis pencapaian
kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan
efisien sehingga memperolehhasil maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP
(KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri
dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini guru perlu
mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri.
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri
dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini guru perlu
mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri.
1.
Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi
baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti
ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, Tanya jawab, atau simulasi. Tapi
jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka
lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategidiskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau
demonstrasi.
2.
Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket,kegiatan tugas
terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru
dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
3.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri
inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating,
experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan
peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal Pemilihan strategi ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
a. Karakteristik
peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
b. Sumber
referensi terbatas;
c. Jumlah pesera
didik dalam kelas banyak;
d. Alokasi waktu
terbatas; dan
e. Jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan)
atau bahan banyak.
Langkah-langkah
yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.
a. Preparasi, guru
menyiapkan bahan/materi pembelajaran
b. Apersepsi
diperlukan untuk penyegaran
c. Presentasi
(penyajian) materi pembelajaran
d. Resitasi,
pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi
atau materi
pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri
inkuiri dilakukan atas pertimbangan:
a. karakteristik
peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
b. sumber
referensi, alat, media, dan bahan cukup;
c. jumlah peserta
didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d. materi
pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e. alokasi waktu
cukup tersedia.
Langkah-langkah
yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai
berikut.
a. Guru atau
peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah
b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau
jawaban sementara
c. Merumuskan
langkah kerja untuk memperoleh data
d. Menganalisis
data dan melakukan verifikasi
e. Melakukan
generalisasi
Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang
melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung
(direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan
adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan Tanya jawab. Namun demikian
ceramah atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan
yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru
agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran
berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru.
Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang
digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi,
dan sebagainya.
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN TEMATIK
Cara pengemasan pengalaman belajar
yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan belajar bagi
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan keterkaitan unsure-unsur konseptual
menjadikan pembelajaran lebih efektif.
Perolehan keutuhan belajar,
pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan nyata hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran tematik(terpadu) (William dalam Udin Sa’ud,
2006).
Ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topic dan unit tematisnya, Forgaty(1991) mengemukakan bahwa ada
sepuluh cara atau modeldalam merencanakan pembelajaran tematik :
1.
Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan
disiplin ilmu atas mata pelajaran-mata pelajaran, seperti matematika, bahasa
Indonesia, IPA, dan sebagainya.
2.
Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh
anggapan bahwa butir-butir pembelaaajaran dapat dipayungkan pada induk mata
pelajaran tertentu.
3.
Model sarang (Nested) merupakan pemaduan bentuk
penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
4.
Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan
model pemaduan topic-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel.
5.
Model bagian (Shared) merupakan pemaduan
pembelajaran akibat adanya”overlapping”konsep atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih.
6.
Model jarring laba-laba (Webbed) model ini
bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran.
7.
Model galur (Thereaded) merupakan model pemaduan
bentuk ketrampilan.
8.
Model ketematikan (Integrated) merupakan
pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinyasama
dalam sebuah topic tertentu.
9.
Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk
membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan pemakaiannya.
10. Model
jaringan (Networked) merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan
kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakanstudy lapangandalam situasi,
kondisi maupun konteks yang berbeda-beda.
KESIMPULAN
Model pembelajaran tematik merupakan
pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan unsure-unsur konseptual baik
didalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang bagi terjadinya
pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi
anak.
Pembelajaran tematik sebagai
pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas berpikir dalam
merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic
maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran
secara utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan
sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema
tertentu sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan siswa secara stimulan.