Tulisan yang diangkat kali ini didasarkan pada pedoman umum
pembelajaran untuk implementasi Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 81 A tahun
2013), yaitu tentang Pandangan
Kurikulum 2013 tentang pembelajaran. Yuk disimak.
Pandangan
Tentang Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013
Dalam pandangan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran adalah
suatu proses pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat
mengembangkan segala potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang semakin
lama semakin meningkat dilihat dari aspek sikap (afektif), pengetahuan
(kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Kemampuan ini akan diperlukan oleh
siswa tersebut untuk kehidupannya dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan kehidupan umat manusia. Karena itu suatu
kegiatan pembelajaran seharusnya mempunyai arah yang menuju pemberdayaan semua
potensi siswa agar dapat menjadi kompetensi yang diharapkan.
Berikutnya, strategi pembelajaran yang digunakan oleh
seorang guru di dalam kelasnya seharusnya ditujukan agar dapat memfasilitasi
tercapainya kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum sehingga
pada gilirannya setiap siswa mampu menjadi pebelajar yang mandiri sepanjang
hayatnya. Mereka akan menjadi komponen penting untuk mewujudkan sebuah
masyarakat belajar (komunitas
belajar/learning community).
Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses
pembelajaran yang wujudnya dapat berupakreativitas, kemandirian, kerja sama,
solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik
guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Prinsip
Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran harusnya menggunakan prinsip yang:
·
Berpusat
pada peserta didik,
·
Mengembangkan
kreativitas peserta didik,
·
Menciptakan
kondisi menyenangkan dan menantang,
·
Bermuatan
nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan
·
Menyediakan
pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Pada suatu kegiatan belajar-mengajar, siswa diajak untuk
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi-informasi yang kompleks,
mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan
jaman tempat dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa (konstruktivisme).
Siswa adalah subjek yang mempunyai kemampuan aktif mencari,
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu kegiatan
belajar tentunya merupakan kesempatan yang diberikan kepada siswa agar dapat
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Siswa penting untuk selalu
dipicu untuk belajar memecahkan masalah (problem solving), menemukan
sesuatu (discovery learning), dan belajar mewujudkan ide-ide yang dimilikinya
sehingga mereka akan betul-betul memahami dan dapat menerapkan pengetahuan.
Pada suatu kegiatan pembelajaran, guru memfasilitasi proses
di atas. Hal yang dapat dilakukan guru yaitu dengan membentuk lingkungan
belajar yang dapat memberi kesempatan kepada siswa agar bisa menemukan,
menerapkan ide-ide mereka, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar (self regulated learning). Guru mengembangkan
kesempatan belajar kepada siswa untuk meniti anak tangga yang membawa peserta
didik kepemahaman yang lebih tinggi tanpa melaupakan prinsip scaffolding
seperti yang disarankan oleh para ahli psikologi pendidikan. Mula-mula siswa
belajar dengan bantuan guru tetapi semakin lama mereka harus semakin mandiri.
Bagi siswa, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif
mencari tahu” atau dalam kata lain belajar aktif (active learning).
Kurikulum
2013 dan Teori Piaget
Pada kegiatan pembelajaran, siswa membangun pengetahuannya
sendiri. Bagi mereka, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang
dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya
menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju
abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, siswa telah, sedang, dan atau
akan mengalami 4 tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor,
pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal (Teori Piaget).
Secara umum tahap pertama (sensori motor) terjadi sebelum
seseorang memasuki usia sekolah, tahap ke-2 (pra-operasional) dan tahap ke-3
(operasional konkrit) dimulai ketika seseorang menjadi siswa di jenjang
pendidikan dasar, sedangkan tahap ke-4 dimulai sejak tahun kelima dan keenam
SD.
Proses pembelajaran terjadi secara internal di dalam diri
siswa. Proses itu bisa saja berlangsung sebagai akibat rangsangan dari luar
yang diberikan guru, teman, dan atau lingkungan. Proses itu mungkin pula
terjadi sebagai akibat rangsangan dari dalam diri siswa itu sendiri yang
utamanya dikarenakan adanya keingintahuan mereka. Proses pembelajaran dapat
pula terjadi sebagai gabungan dari rangsanga dari luar dan rangsangan dari
dalam diri siswa. Pada suatu proses pembelajaran, guru harus mengembangkan
kedua stimulus pada diri setiap siswanya.
Pembelajaran
Mengembangkan Potensi Siswa dan Membentuk Seorang Pebelajar Sepanjang Hayat
Pada suatu pembelajaran, siswa dibantu agar dapat melibatkan
diri secara aktif untuk mengembangkan potensinya sehingga menjadi suatu
kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar untuk siswa sehingga mereka
dapat melakukan beragam aktivitas yang dapat membantu mereka untuk
mengembangkan potensi menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen
kurikulum 2013 atau bahkan melebihinya. Pengalaman belajar semakin lama semakin
meningkat hingga akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan belajar mandiri dan tetap
sebagai salah satu fondasi untuk menjadi pebelajar sepanjang hayat (lifelong
learner).
Pada suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam kombinasi dan penekanan yang
bervariasi. Setiap kegiatan pembelajaran memiliki kombinasi dan penekanan yang
berbeda dari kegiatan pembelajaran lainnya. Hal ini tentu saja bergantung pada
sifat konten yang sedang dipelajari siswa. Walaupun begitu, aspek pengetahuan
(kognitif) akan selalu menjadi faktor penggerak untuk pengembangan kemampuan
lain (afektif dan psikomotor).
Demikian tulisan tentang pandangan
kurikulum 2013 tentang pembelajaran dari blog penelitian tindakan kelas dan
model-model pembelajaran.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar