Kemmis dan McTaggart mengatakan
bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang
selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas adalah mungkin peneliti telah mempunyai seperangkat rencana
tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai
tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data,
sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Kebanyakan penelitian tindakan kelas mulai dari fase refleksi awal untuk
melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian.
Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut akan coba diuraikan satu persatu.
·
Langkah
Pertama: Refleksi Awal
Refleksi awal merupakan kegiatan
penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang
situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya
melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang
sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah
yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan
masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan
refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang
relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah
rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka
konseptual dari penelitian.
·
Langkah
Kedua: Penyusunan Perencanaan
Penyusunan
perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci
perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu
disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah
sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
·
Langkah
Ketiga: Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan.
Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada
pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan
kinerja dan hasil program yang optimal.
·
Langkah
Keempat: Observasi (Pengamatan)
Kegiatan
observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi
digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
·
Langkah
Kelima: Refleksi
Pada
dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi
terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan
ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak
dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang
satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah
ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang
mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu
untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan
sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada
hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa siklus dengan
setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan
(tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai satu
siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan
yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu siklus. PTK yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini pada umumnya
berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.
0 komentar:
Posting Komentar